Para pemain legendaris Real Madrid melawan legenda Manchester United dalam ajang Corazon Classic Matchyang digelar di Santiago Bernabeu, Senin (04/6), dan keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2.
Corazon Classic Match edisi ketiga ini digelar untuk menyokong akademi Realmadrid Foundation yang ada di Afrika.
Di dua edisi sebelumnya, Madrid menang 4-3 dari Milan Glorie (2010) dan 8-3 dari Bayern Munich (2011).
Para fans di Bernabeu berkesempatan untuk menyaksikan secara langsung para pemain legendaris beraksi kembali. Kubu Madrid diperkuat para personel dari era Quinta del Buitre dan 14 pemain yang sudah memenangkan tiga trofi terakhir Liga Champions untuk Los Blancos, dari Fernando Hierro, Fernando Morientes, Fernando Redondo, Amavisca, Karanka, Luis Figo, Roberto Carlos hingga Zinedine Zidane.
United diperkuat sejumlah mantan bintang yang telah berperan besar dalam kesuksesan mereka meraih 19 gelar liga, dari Lee Martin, Lee Sharpe, Jesper Blomqwist, Edwin van der Sar, hingga duet Andy Cole dan Dwight Yorke.
Untuk menjadikan laga para legenda ini sempurna, dipilih juga legenda dari korps baju hitam sebagai pengadilnya. Wasit di laga ini adalahPerluigi Collina.
Pertandingan diawali dengan perkenalan pemain. Satu per satu pemain dari kubu United dan Madrid masuk ke lapangan dengan diiringi sambutan para penonton. Salah satu sambutan paling meriah terdengar ketikaannouncer memanggil pemain Madrid bernomor punggung 5, Zidane.
Daftar pemain Madrid: Buyo, Contreras, Illgner, Roberto Carlos, Chendo, Rojas, Velasco, Hierro, Sabido, Sanchis, Fernando Sanz, Ramis, Karanka, Garcia Cortes, Redondo, Helguera, Zidane, Martin Vazquez, Figo, Butragueno, Amavisca, Alfonso, Ivan Perez, Santillana, Morientes.
Daftar pemain United: Van der Sar, Lee Martin, Denis Irwin, Quinton Fortune, Ronny Johnsen, Bryan Robson, Dion Dublin, Andy Cole, Teddy Sheringham, Lee Sharpe, Clayton Blackmore, Jesper Blomquvist, Raimond van der Gouw, Dwight Yorke, Michael Thomas.
Bola untuk pertandingan dibawa masuk lapangan oleh seorang pemain yang spesial pula, yaitu Fabrice Muamba, yang beberapa waktu lalu mengundang simpati seluruh dunia setelah roboh dalam salah satu pertandingan Bolton di Piala FA akibat serangan jantung.
Babak pertama, dengan Buyo di bawah mistar Madrid dan Van der Sar di kubu Iblis Merah, berkesudahan 2-1 untuk keunggulan sementara tuan rumah. Morientes mencetak gol pembuka pada menit ke-7. Tapi, Sharpe menyamakan kedudukan hanya dua menit berselang memanfaatkan aksi olah bola brilian dan operan Yorke di dalam kotak penalti. Figo menjadikan skor 2-1 untuk Madrid pada menit 11 ketika tendangan melengkungnya dari luar kotak penalti, seperti yang biasa dilakukannya di masa jayanya dahulu, meluncur mulus ke dalam gawang United.
Setelah gol Figo itu, tidak ada lagi yang bersarang di gawang hingga turun minum. Yang ada hanya aksi dan atraksi memikat. Dari kubu Madrid, berulang kali penonton dibuat heboh lewat overlap dan crossingCarlos hingga pertunjukan teknik serta fantasi seorang Zidane. Serangan-serangan tajam United dari sektor sayap pun berkali-kali merepotkan barisan pertahananan Madrid yang digalang oleh Hierro dan kawan-kawan.
Babak kedua pun sama, lebih banyak aksi daripada gol. Hingga pertengahan 45 menit kedua, skor tetap 2-1. Kebuntuan baru pecah di menit ke-69 ketika Redondo melewati satu dan dua orang pemain bertahan United, lalu melepaskan tembakan dari ujung kotak penalti yang meluncur ke dalam gawang. Itu cukup untuk mengingatkan tentang apa yang pernah dilakukannya di Old Trafford beberapa tahun silam.
Sebelum gol itu, sebenarnya United berpeluang menyamakan kedudukan setelah wasit memberikan hadiah penalti akibat pelanggaran Hierro di dalam area terlarang, tapi Sheringham gagal mengonversi hukuman 12 pas menjadi gol.
Pada menit 79, eks striker tim nasional Inggris itu membayar kegagalannya mengeksekusi penalti dengan mencetak gol kedua United. Skor menjadi 3-2 dan bertahan hingga akhir pertandingan.
Pencetak gol:
1-0: Morientes (7')
1-1: Lee Sharpe (9')
2-1: Figo (11')
3-1: Redondo (69')
3-2: Sheringham (79')
Ada beberapa hal yang bisa dipahami dari pertandingan tadi, beberapa di antaranya adalah tentang keabadian kualitas seorang pemain dan bagaimana hebatnya bahasa universal olahraga yang bernama sepakbola.
Melihat Zidane, Carlos, Redondo, Yorke, Cole maupun Van der Sar serta semua yang ada di atas lapangan, meski sebagian besar bahkan sudah sangat lama sejak terakhir merasakan 'panasnya' lapangan hijau, tapi kualitas mereka tetap bisa memukau semua pasang mata yang menyaksikannya.
Dan, walaupun berbeda generasi serta belum pernah bermain dalam satu masa yang sama, para pemain seolah paham dan saling mengerti maksud maupun jalan pikiran rekan-rekan setimnya. Semua itu karena mereka berbicara bukan dengan kata-kata, tapi dengan bola, dan didasari oleh satu keinginan yang sama, yaitu untuk meraih kemenangan.
Corazon Classic Match edisi ketiga ini digelar untuk menyokong akademi Realmadrid Foundation yang ada di Afrika.
Di dua edisi sebelumnya, Madrid menang 4-3 dari Milan Glorie (2010) dan 8-3 dari Bayern Munich (2011).
Para fans di Bernabeu berkesempatan untuk menyaksikan secara langsung para pemain legendaris beraksi kembali. Kubu Madrid diperkuat para personel dari era Quinta del Buitre dan 14 pemain yang sudah memenangkan tiga trofi terakhir Liga Champions untuk Los Blancos, dari Fernando Hierro, Fernando Morientes, Fernando Redondo, Amavisca, Karanka, Luis Figo, Roberto Carlos hingga Zinedine Zidane.
United diperkuat sejumlah mantan bintang yang telah berperan besar dalam kesuksesan mereka meraih 19 gelar liga, dari Lee Martin, Lee Sharpe, Jesper Blomqwist, Edwin van der Sar, hingga duet Andy Cole dan Dwight Yorke.
Untuk menjadikan laga para legenda ini sempurna, dipilih juga legenda dari korps baju hitam sebagai pengadilnya. Wasit di laga ini adalahPerluigi Collina.
Pertandingan diawali dengan perkenalan pemain. Satu per satu pemain dari kubu United dan Madrid masuk ke lapangan dengan diiringi sambutan para penonton. Salah satu sambutan paling meriah terdengar ketikaannouncer memanggil pemain Madrid bernomor punggung 5, Zidane.
Daftar pemain Madrid: Buyo, Contreras, Illgner, Roberto Carlos, Chendo, Rojas, Velasco, Hierro, Sabido, Sanchis, Fernando Sanz, Ramis, Karanka, Garcia Cortes, Redondo, Helguera, Zidane, Martin Vazquez, Figo, Butragueno, Amavisca, Alfonso, Ivan Perez, Santillana, Morientes.
Daftar pemain United: Van der Sar, Lee Martin, Denis Irwin, Quinton Fortune, Ronny Johnsen, Bryan Robson, Dion Dublin, Andy Cole, Teddy Sheringham, Lee Sharpe, Clayton Blackmore, Jesper Blomquvist, Raimond van der Gouw, Dwight Yorke, Michael Thomas.
Bola untuk pertandingan dibawa masuk lapangan oleh seorang pemain yang spesial pula, yaitu Fabrice Muamba, yang beberapa waktu lalu mengundang simpati seluruh dunia setelah roboh dalam salah satu pertandingan Bolton di Piala FA akibat serangan jantung.
Babak pertama, dengan Buyo di bawah mistar Madrid dan Van der Sar di kubu Iblis Merah, berkesudahan 2-1 untuk keunggulan sementara tuan rumah. Morientes mencetak gol pembuka pada menit ke-7. Tapi, Sharpe menyamakan kedudukan hanya dua menit berselang memanfaatkan aksi olah bola brilian dan operan Yorke di dalam kotak penalti. Figo menjadikan skor 2-1 untuk Madrid pada menit 11 ketika tendangan melengkungnya dari luar kotak penalti, seperti yang biasa dilakukannya di masa jayanya dahulu, meluncur mulus ke dalam gawang United.
Setelah gol Figo itu, tidak ada lagi yang bersarang di gawang hingga turun minum. Yang ada hanya aksi dan atraksi memikat. Dari kubu Madrid, berulang kali penonton dibuat heboh lewat overlap dan crossingCarlos hingga pertunjukan teknik serta fantasi seorang Zidane. Serangan-serangan tajam United dari sektor sayap pun berkali-kali merepotkan barisan pertahananan Madrid yang digalang oleh Hierro dan kawan-kawan.
Babak kedua pun sama, lebih banyak aksi daripada gol. Hingga pertengahan 45 menit kedua, skor tetap 2-1. Kebuntuan baru pecah di menit ke-69 ketika Redondo melewati satu dan dua orang pemain bertahan United, lalu melepaskan tembakan dari ujung kotak penalti yang meluncur ke dalam gawang. Itu cukup untuk mengingatkan tentang apa yang pernah dilakukannya di Old Trafford beberapa tahun silam.
Sebelum gol itu, sebenarnya United berpeluang menyamakan kedudukan setelah wasit memberikan hadiah penalti akibat pelanggaran Hierro di dalam area terlarang, tapi Sheringham gagal mengonversi hukuman 12 pas menjadi gol.
Pada menit 79, eks striker tim nasional Inggris itu membayar kegagalannya mengeksekusi penalti dengan mencetak gol kedua United. Skor menjadi 3-2 dan bertahan hingga akhir pertandingan.
Pencetak gol:
1-0: Morientes (7')
1-1: Lee Sharpe (9')
2-1: Figo (11')
3-1: Redondo (69')
3-2: Sheringham (79')
Ada beberapa hal yang bisa dipahami dari pertandingan tadi, beberapa di antaranya adalah tentang keabadian kualitas seorang pemain dan bagaimana hebatnya bahasa universal olahraga yang bernama sepakbola.
Melihat Zidane, Carlos, Redondo, Yorke, Cole maupun Van der Sar serta semua yang ada di atas lapangan, meski sebagian besar bahkan sudah sangat lama sejak terakhir merasakan 'panasnya' lapangan hijau, tapi kualitas mereka tetap bisa memukau semua pasang mata yang menyaksikannya.
Dan, walaupun berbeda generasi serta belum pernah bermain dalam satu masa yang sama, para pemain seolah paham dan saling mengerti maksud maupun jalan pikiran rekan-rekan setimnya. Semua itu karena mereka berbicara bukan dengan kata-kata, tapi dengan bola, dan didasari oleh satu keinginan yang sama, yaitu untuk meraih kemenangan.
0 komentar:
Post a Comment